Propil Saya

Foto saya
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
MENERIMA : INSTALASI WIRELESS UNLIMITED INSTALASI / MAINTANCE WARNET PENJUALAN MAINTANCE TOWER TRIANGLE PENJUALAN PERANGKAT WIRELESS PEMBUATAN HOTSPOT PEMBUATAN BLOG / WEB DLL HOTLINE : 085224871409 / 087723053148
Powered By Blogger

Kamis, 09 Juni 2011

Sejarah Singkat Majalengka

Sejarah Singkat Majalengka

ZAMAN HINDU 1. Kerajaan Hindu di Talaga a. Pemerintahan Batara Gunung Picung Kerajaan Hindu di Talaga berdiri pada abad XIII Masehi, Raja tersebut masih keturunan Ratu Galuh bertahta di Ciamis, beliau adalah putera V, juga ada hubungan darah dengan raja-raja di Pajajaran atau dikenal dengan Raja Siliwangi. Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk rakyat kerajaan ini adalah agama Hindu.Pada masa pemerintahaannya pembangunan prasarana jalan perekonomian telah dibuat sepanjang lebih 25 Km tepatnya Talaga - Salawangi di daerah Cakrabuana.Bidang Pembangunan lainnya, perbaikan pengairan di Cigowong yang meliputi saluran-saluran pengairan semuanya di daerah Cikijing.Tampuk pemerintahan Batara Gunung Picung berlangsung 2 windu.Raja berputera 6 orang yaitu :- Sunan Cungkilak - Sunan Benda - Sunan Gombang - Ratu Panggongsong Ramahiyang- Prabu Darma Suci- Ratu Mayang KarunaAkhir pemerintahannya kemudian dilanjutkan oleh Prabu Drama Suci. A. Pemerintahan Prabu Darma Suci Disebut juga Pandita Perabu Darma Suci. Dalam pemerintahan raja ini Agama Hindu berkembang dengan pesat (abad ke-XIII), nama beliau dikenal di Kerajaan Pajajaran, Jawa Tengah, Jayakarta sampai daerah Sumatera. Dalam seni pantun banyak diceritakan tentang kunjungan tamu-tamu tersebut dari kerajaan tetangga ke Talaga, apakah kunjungan tamu-tamu merupakan hubungan keluarga saja tidak banyak diketahui.Peninggalan yang masih ada dari kerajaan ini antara lain Benda Perunggu, Gong, Harnas atau Baju Besi.Pada abad XIIX Masehi beliau wafat dengan meninggalkan 2 orang putera yakni:- Bagawan Garasiang - Sunan Talaga Manggung B. Pemerintahan Sunan Talaga Manggung Tahta untuk sementara dipangku oleh Begawan Garasiang,.namun beliau sangat mementingkan Kehidupan Kepercayaan sehingga akhirnya tak lama kemudian tahta diserahkan kepada adiknya Sunan Talaga Manggung.Tak banyak yang diketahui pada masa pemerintahan raja ini selain kepindahan beliau dari Talaga ke daerah Cihaur Maja. C. Pemerintahan Sunan Talaga Manggung Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap beliau yang adil dan bijaksana serta perhatian beliau terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan serta kesenian rakyat.Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Cirebon maupun Kerajaan Sriwijaya.Beliau berputera dua, yaitu :- Raden Pangrurah - Ratu Simbarkencana Raja wafat akibat penikaman yang dilakukan oleh suruhan Patih Palembang Gunung bernama Centangbarang. Kemudian Palembang Gunung menggantikan Sunan Talaga Manggung dengan beristrikan Ratu Simbarkencana. Tidak beberapa lama kemudian Ratu Simbarkencana membunuh Palembang Gunung atas petunjuk hulubalang Citrasinga dengan tusuk konde sewaktu tidur.Dengan meninggalnya Palembang Gunung, kemudian Ratu Simbarkencana menikah dengan turunan Panjalu bernama Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu dan dianugrahi 8 orang putera diantaranya yang terkenal sekali putera pertama Sunan Parung. D. Pemerintahan Ratu Simbarkencana Sekitar awal abad XIV Masehi, dalam tampuk pemerintahannya Agama Islam menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para Santri dari Cirebon.juga diketahui bahwa tahta pemerintahan waktu itu dipindahkan ke suatu daerah disebelah Utara Talaga bernama Walangsuji dekat kampung Buniasih.Ratu Simbarkencana setelah wafat digantikan oleh puteranya Sunan Parung. E. Pemerintahan Sunan Parung Pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja.Hal yang penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya Perwakilan Pemerintahan yang disebut Dalem, antara lain ditempatkan di daerah Kulur, Sindangkasih, Jerokaso Maja.Sunan Parung mempunyai puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung. F. Pemerintahan Ratu Sunyalarang Sebagai puteri tunggal beliau naik tahta menggantikan ayahandanya Sunan Parung dan menikah dengan turunan putera Prabu Siliwangi bernama Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan Prabu Puck Umum.Pada masa pemerintahannya Agama Islam sudah berkembang dengan pesat. Banyak rakyatnya yang memeluk aama tersebut hingga akhirnya baik Ratu Sunyalarang maupun Prabu Pucuk Umum memeluk Agama Islam. Agama Islam berpengaruh besar ke daerah-daerah kekuasaannya antara lain Maja, Rajagaluh dan Majalengka.Prabu Pucuk Umum adalah Raja Talaga ke-2 yang memeluk Agama IslamHubungan pemerintahan Talaga dengan Cirebon maupun Kerajaan Pajajaran baik sekali. Sebagaimana diketahui Prabu Pucuk Umum adalah keturunan dari prabu Siliwangi karena dalam hal ini ayah beliau yang bernama Raden Munding Sari Ageng merupakan putera dari Prabu Siliwangi. Jadi pernikahan Prabu Pucuk Umum dengan Ratu Sunyalarang merupakan perkawinan keluarga dalam derajat ke-IV.Hal terpenting pada masa pemerintahan Ratu Sunyalarang adalah Talaga menjadi pusat perdagangan di sebelah Selatan. G. Pemerintahan Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang) melahirkan 6 orang putera yaitu :- Prabu Haurkuning - Sunan Wanaperih - Dalem Lumaju Agung- Dalem Panuntun - Dalem Panaekan Akhir abad XV Masehi, penduduk Majalengka telah beragama Islam.Beliau sebelum wafat telah menunjuk putera-puteranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasaannya, seperti halnya :Sunan Wanaperih memegang tampuk pemerintahan di Walagsuji;Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja;Dalem Panuntun di Majalengka sedangkan putera pertamanya, Prabu Haurkuning, di Talaga yang selang kemudian di Ciamis. Kelak keturunan beliau banyak yang menjabat sebagai Bupati.Sedangkan dalem Dalem Panaekan dulunya dari Walangsuji kemudian berpindah-pindah menuju Riung Gunung, sukamenak, nunuk Cibodas dan Kulur.Prabu Pucuk Umum dimakamkan di dekat Situ Sangiang Kecamatan Talaga. H. Pemerintahan Sunan Wanaperih Terkenal Sunan Wanaperih, di Talag sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam.Beliau berputera 6 orang, yaitu :- Dalem Cageur - Dalem Kulanata - Apun Surawijaya atau Sunan Kidul- Ratu Radeya - Ratu Putri - Dalem Wangsa GoparanaDiceritakan bahwa Ratu Radeya menikah dengan Arya Sarngsingan sedangkan Ratu Putri menikah dengan putra Syech Abu Muchyi dari Pamijahan bernama Sayid Ibrahim Cipager.Dalem Wangsa Goparana pindah ke Sagalaherang Cianjur, kelak keturunan beliau ada yang menjabat sebagai bupati seperti Bupati Wiratanudatar I di Cikundul. Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji, tetapi beliau digantikan oleh puteranya Apun Surawijaya, maka pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya menikah dengan putri Cirebon bernma Ratu Raja Kertadiningrat saudara dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon.Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu - Dipati Suwarga-Mangunjaya - Jaya Wirya - Dipati Kusumayuda - Mangun Nagara - Ratu Tilarnagara Ratu Tilarnagara menikah dengan Bupati Panjalu yang bernama Pangeran Arya Secanata yang masih keturunan Prabu Haur Kuning.Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu :- Pangeran Dipati Wiranata- Pangeran Secadilaga atau pangeran RajiPangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran SecanataEyang Raga Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikan Pangeran Secanata. Arya Secanata memerintah ± tahun 1962; pengaruh V.O.C. sudah terasa sekali. Hingga pada tahun-tahun tersebut pemerintahan di Talaga diharuskan pindah oleh V.O.C. ke Majalengka. Karena hal inilah terjadi penolakan sehingga terjadi perlawanan dari rakyat Talaga.Peninggalan masa tersebut masih terdapat di museum Talaga berupa pistol dan meriam. sumber

7 Ciri Wanita yang menggairahkan di RanjanG

Kenikmatan bercinta memang terletak pada kesempurnaan permainan, serta kerja tim yang kompak. Memiliki pasangan yang hebat dan mengerti setiap keinginan anda sudah tentu akan semakin memudahkan anda mencapai puncak orgasme.

Menyimak lebih dalam kelihaian pasangan saat berada diatas ranjang, anda wajib mengetahui ciri-ciri wanita yang yang menggairahkan saat beradai di atas ranjang, menurut berita yang di lansir Askmen, berikut ciri-cirinya :

Selalu penuh kesegaran
Hal terpenting bagi kaum hawa sebelum bercinta di muali dengan sebuah kesegaran. Jangan heran bila pasangan selalu tampil segar dan bersih di hadapan anda, karen aini merupakan salah satu pertanda dia ingin mengemas momen khusus dengan anda. Kulitnya yang bersih dan lembut serta harum tubuhnya yang semerbak, tak lain untuk memikat perhatian anda. Terlebih ketika anda menyentuh ares sensitifnya, anda tak hanya akan merasakan kesegaran namun dia pun akan semakin bersemangat dengan aksi nakal anda.

Ahli bermain oral
Memberikan kejutan istimewa merupakan salah satu upayanya mengikat konsentrasi anda, secara perlahan pasangan mulai menggunakan jemari tangannya meraba-raba sekujur tubuh anda hingga pada bagian terpenting dan dalam hitungan waktu mulai mengarahkan mulutnya memberikan sensasi oral untuk anda. Agar semakin bergelora, biasanya para wanita pun melancarkan sensasi oral sambil menatap kedua mata anda. Alhasil, sensasi pun semakin kuat terasa hingga anda merasa lemas dibuatnya.

Membuka petualangan yang baru
Apabila selama ini pasangan anda selalu terlihat malu-malu dan menunggu sikap agresif anda, justru kini dia tak lagi pasif, melainkan secara spontan membuka petualangan baru dengan segala bentuk kenakalan yang membuat anda tak tahan. Mulai dengan melancarkan jurus dirty talk sampai menampilkan tarian erotis.

Dia mengusulkan ide bercinta terbaru
Di balik keluguan dan kepolosan dirinya, tanpa anda sadari pasangan menyimpan segudang ide brilian menikmati kencan seks yang menyegarkan bersama anda. Beragam ide nakal seperti menikmati kencan seks di atas meja atau berbagai lokasi yang belum anda pernah coba. Bahkan tak ragu-ragu ia mulai mempelajari tehnik-tehnik bercinta sehingga saat berlangsung tak lagi canggung dan di tambah dengan berbagai improvisasi agar suasana semakin memanas.

Pose sensual dan menggairahkan
Tampil ?menantang' dihadapan anda bukan hal yang sulit bagi dirinya. Pasangan anda yang dulu selalu seksi dengan balutan baju tidur yang mini, kini sudah ditanggalkan dan beralih pada pose-pose sensual. Anda pun akan semakin leluasa melihat pasangan tanpa di balut busana, berpose sensual di atas ranjang. Bahkan saat di depan anda dia tak ragu-ragu bercermin menujukkan keseksian yang melekat pada tubuhnya.

Atribut seksi yang tak pernah ditinggalkan
Tak hanya berpose sensual dengan tanpa busana, untuk memeriahkan pertempuran pasangan anda akan menggali berbagai ide cemerlang misalnya mulai mengenakan berbagai atribut seksi untuk membangkitkan hasrat anda yang tak kunjung bergelora. Jangan heran bila melihat pasangan anda berpose seksi dengan lingerie lengkap dengan stocking dan sepatu high hells atau dengan atribut lain seperti topi dan tongkat ala pesulap, tapi manfaatkan momen ini sehingga anda tak akan mudah untuk melupakannya.

Pintar bermain ?seks kilat'
Meski anda dan pasangan terbentur pada masalah waktu, namun hal ini bukan perkara yang sulit bagi pasangan. Pasalnya sederat aksi mengagumkan siap membawa anda pada indahnya pertempuran sehingga anda tak lagi mampu menolak ajakannya untuk bercinta meski waktu yang tersisa hanyalah dalam hitungan menit. Nikmati setiap momen ini agar anda dan pasangan terasa tetap hangat dan bergelora.

SEJARAH SINGKAT KAB. MAJALENGKA

Kerajaan Hindu Terakhir di Majalengka

Sekitar tahun 1480 (pertengahan abad XV) Mesehi, di Desa Sindangkasih 3 Km dari Kta Majalengka ke Selatan, bersemayam Ratu bernama Nyi Rambut Kasih keturunan Prabu Sliliwangi yang masih teguh memeluk Agama Hindu.

Ratu masih bersaudara dengan Rarasantang, Kiansantang dan Walangsungsang, kesemuanya telah masuk Agama Islam.
Adanya Ratu di daerah Majalengka adalah bermula untuk menemui saudaranya di daerah Talaga bernama Raden Munding Sariageng suami dari Ratu Mayang Karuna yang waktu itu memerintah di Talaga.

Di perbatasan Majalengka - Talaga, Ratu mendengar bahwa di darah tersebut sudah masuk Islam. Sehingga mengurungkan maksudnya dan menetaplah Ratu tersebut di Sindangkasih, dengan daerahnya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakanjawa, Munjul dan Cijati.

Pemerintahannya sangat baik terutama masalah pertanian yang beliau perhatikan dan juga pengairan dari Beledug-Cicurug-Munjul dibuatnya secara teratur. Kira-kira tahun 1485 putera Raden Rangga Mantri yang bernama Dalem Panungtung diperintahkan menjadi Dalem di Majalengka, yang mana membawa akibat pemerintahan Nyi Rambut Kasih terjepit oleh pengaruh Agama Islam.

Kemudian lagi pada tahun 1489 utusan Cirebon, Pangeran Muhammad dan istrinya Siti Armilah atau Gedeng Badori diperintahkan untuk mendatangi Nyi Rambut Kasih dengan maksud agar Ratu maupun Kerajaan Sindangkasih masuk Islam dan Kerajaan Sindangkasih masuk kawasan ke Kesultanan Cirebon. Nyi Rambut Kasih menolak sehingga timbul pertempuran antara pasukan Sindangkasih dengan pasukan Kesultanan Cirebon. Kerajaan Sindangkasih menyerah dan masuk Islam, sedangkan Nyi Rambut Kasih tetap memeluk agama Hindu.

Mulai saat inilah ada Candra Sangkala Sindangkasih Sugih Mukti - tahun 1490.

ABAD XVI AGAMA ISLAM MASUK DAERAH MAJALENGKA

Daerah-daerah yang masuk Daerah Kesultanan Cirebon, dan telah semuanya memeluk Agama Islam adalah Pemerintahan Talaga, Maja, Majalengka. Penyebaran Agama Islam di daerah Majalengka terutama didahului dengan masuknya para Bupati kepada agama itu. Kemudian dibantu oleh penyebar-penyebar lain antaranya : Dalem Sukahurang atau Syech Abdul Jalil dan Dalem Panuntun, semua di Maja; Pangeran Suwarga di Talaga dan yang lainnya Pangeran Muhammad, Siti Armilah, Nyai Mas Lintangsari, Wiranggalaksana, Salamuddin, Puteran Eyang Tirta, Nursalim, RH Brawinata, Ibrahim, Pangeran Karawelang, Pangeran Jakarta, Sunan Rachmat di Bantarujeg dan masih banyak lagi.

Tahun 1650 Majalengka masuk pengaruh Mataram karena Cirebon telah menjadi kekuasaan Mataram. Waktu itu Cirebon dipegang oleh Panembahan Ratu II atau Sunan Girilaya.

PENGARUH SULTAN AGUNG MATARAM ABAD XVII

Tahun 1628 Tumenggung Bahureksa diperintahkan oleh Sultan Agung untuk menyerang Batavia, dengan bantuan pasukan-pasukan dari daerah-daerah manapun masalah logistiknya, juga pendirian loji-loji sebagai persediaan loistiknya di daerah Majalengka Utara, loji-loji banyak didirikan di Jatiwangi, Jatitujuh dan Ligung.

Mataram berpengaruh besar terhadap Majalengka, dimana banyak orang Mataram yang tidak sempat kembali ke tempat asalnya dan menetap di Majalengka.

Abad ke-XVII merupakan juga bagian dari pada peristiwa pertempuran Rangga Gempol yang berusaha membendung pasukan Mataram ke wilayah Priangan. Hal ini perlu diketahui bahwa wilayah Priangan akan diserahkan kepada V.O.C. (tahun 1677). Pasukan Rangga Gempol mundur ke Indramayu dan Majalengka.

Hubungan sejarah Sumedang yang menyatakan bahwa Geusan Ulun merupakan penurun para bupati Sumedang. Majalengka waktu itu masuk kekuasaan Sunan Girilaya, konon menyerahkan daerah Majalengka kepada Sunan tersebut sebagai pengganti Putri Harisbaya yang dibawa lari dari Keraton Cirebon ke Sumedang. Tahun 1684 Cirebon diserahkan Mataram kepada V.O.C. maka otomatis Majalengka masuk daerah V.O.C.

MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN PENGHAPUSAN KEKUASAAN BUPATI ABAD XVIII

Tahun 1705, seluruh Jawa Barat masuk kekuasaan Hindia Belanda, pada tahun 1706 pemerintah kolonial menetapkan Pangeran Aria Cirebon sebagai seorang Gubernur untuk seluruh Priangan. Olehnya para bupati diberi wewenang untuk mengambil pajak dari rakyat, termasuk Majalengka bagi kepentingan upeti kepada pemerintah Belanda.

Paksaan penanaman kopi di daerah Maja, Rajagaluh dan Lemahsugih mengakibatkan banyak rakyat yang jatuh kelaparan.

MAJALENGKA PADA ABAD XIX

Tidak saja tanam paksa kopi, Pemerintah Hindia Belanda pun memaksa rakyat untuk menanam lada, tebu dan tanaman lain yang laku di pasaran Eropa. Hal ini semakin menambah berat beban rakyat sehingga kesengsaraan dan kelaparan terjadi di mana-man.

Tahun 1805 terjadi pemberontakan oleh Bagus Rangin dari Bantarjati menentang Belanda. pertempuran pun pecah dengan sengitnya di daerah Pangumbahan.

Pasukan Bagus Rangin yang berkekuatan ± 10.000 orang kalah dan terpaksa mengakui keunggulan Belanda. Tanggal 12 Juli 1812 Bagus Rangin menerima hukuman penggal kepala di kali Cimanuk dekat Karangsambung, sekarang beliau dinobatkan sebagai pahlawan. Waktu itu pada masa pemerintahan Gubernur Hindia Belanda Henrick Wiesel (1804-1808) dan dilanjutkan oleh herman Willem Daendels (1808-1811) kemudian oleh Thomas ST Raffles (1811-1816).

PEMERINTAHAN BARU DI MAJALENGKA

Dengan bisluit Gubernur Jendral tanggal 5 Januari tahun 1819 berdirilah Keresidenan Cirebon dengan Kabupaten Cirebon, Raja Cola, Bangawan Wetan, Maja dan Kuningan. Selanjutnya Kabupaten Maja atau Kabupaten Sindangkasih menjadi Kabupaten Majalengka.

Kabupaten Majalengka sejak tahun 1819 sampai sekarang telah mengalami 22 kali masa pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati/Kepala Daeah.

Geografis

Kabupaten Majalengka terletak antara 108¡61′108¡48′ Bujur Timur dan 6¡14′-7¡24′ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

o Sebelah Barat Kabupaten Sumedang

o Sebelah Timur Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon

o Sebelah Utara Kabupaten Indramayu

o Sebelah Selatan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya

* Luas wilayah Kabupaten Majalengka : 1.204,24 Km² (120,424 ha) atau 2,71% dari luas wilayah Propinsi Jawa Barat.

* Wilayah Administrasi Kabupaten Majalengka terdiri atas 23 Kecamatan yang terbagi dalam 13 Kelurahan dan 317 Desa.

* Jarak dari ibu kota Kabupaten Majalengka (kota Majalengka) ke ibu kota Propinsi Jawa Barat (kota Bandung) sekitar 110 Km dengan waktu tempuh 2-3 jam, dan jarak ke ibu kota negara (kota Jakarta) sekitar 300 Km dengan waktu tempuh perjalanan 5-6 jam.

Visi

Visi filosofis Kabupaten Majalengka adalah “terwujudnya masyarakat Sindangkasih Sugih Mukti Bagja Raharja”. Visi filosofis tersebut diimplementasikan pada visi Kabupaten Majalengka Tahun 2002 - 2006 yaitu: “Majalengka Kabupaten Agribisnis termaju di Jawa Barat Tahun 2010 Berbasis Masyarakat Agamis dan Partisipatif.”

Misi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan lima Misi sebagai berikut :

1. Meletakan landasan untuk menyiapkan Majalengka menjadi Kabupaten Termaju dalam bidang Agribisnis di Jawa Barat tahun 2010.

2. Mendorong dan mengembangkan kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka yang agamis, maju dan berbudaya.

3. Meningkatkan partisipasi aktif dan kemitraan yang sinergi seluruh komponen penyelenggara pemerintahan dan pembangunan menuju pemerintahan yang demokratis, bersih dan erbuka.

4. Memantapkan Otonomi Daerah melalui peningkatan kualitas profesionalitas dan dedikasi aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

5. Memberdayakan ekonomi rakyat dan perekonomian daerah dengan basis agribisnis, industri, pariwisata dan sektor unggulan lainnya dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

Sumber : http://setda.melsa.net.id/index.php?fuseaction=kabupatenkota.detail&id=13

SEJARAH SINGKAT KAB. INDRAMAYU

Sebagai seorang dewi dari Istana Langit, Darma Ayu harus menelan nasib pahit karena jatuh cinta pada Wira Lodra anak seorang tumenggung yang sakti mandraguna. Karena nekat melawan larangan Istana Langit, Darma Ayu akhirnya dibuang ke Bumi.
Dalam pengembaraannya, Wira Lodra yang sempat menolak cinta Putri Kedasih bertemu Darma Ayu dan jatuh cinta. Demi cintanya, ia bahkan nekat mengejar Darma Ayu ke Istana Langit. Disanalah pria itu baru tahu kalau wanita yang dicintainya dianggap telah ternoda karena mencintai manusia dan dibuang ke Bumi atas perintah Ratu Langit.
Setelah melalui berbagai petualangan, Wira Lodra akhirnya bisa bertemu lagi dengan Darma Ayu yang telah menjadi ratu kecil di sebuah daerah yang baru dibangun oleh penduduk di tepi sungai Cimanuk.
Bersama-sama, keduanya membangun daerah baru tersebut. Namun, kebahagiaan itu rusak oleh kemunculan Putri Kedasih yang mengaku telah dihamili Wira Lodra. Keruan saja, Darma Ayu kecewa setengah mati setelah tahu kalau Wira Lodra ternyata bukan lagi seorang jejaka melainkan calon ayah.
Walaupun Wira Lodra sudah bersumpah tidak pernah melakukan apa-apa, Darma Ayu tidak percaya dan memutuskan untuk pergi. Keruan saja, Wira Lodra patah hati dan marah besar pada Putri Kedasih. Rupanya, kehamilan itu hanyalah siasat untuk menghancurkan kebahagiaan Wira Lodra dan Darma Ayu.
Dengan bantuan Guru Sambega, Wira Lodra akhirnya berhasil membongkar kebohongan dan sandiwara Putri Kedasih. Dalam keadaan kaget, Putri Kedasih dihantam oleh kenyataan bahwa Guru Aji yang membantunya supaya terlihat hamil dengan aji-ajian mendadak meninggal dunia.
Akibatnya, perut Kedasih buncit selamanya seperti orang hamil namun tidak akan pernah melahirkan. Sementara itu, Wira Lodra hanya bisa menyesali kepergian Darma Ayu dengan menyebut panggilan sayang Darmayu dalam tangisnya. Konon, dari Darmayu itulah nama kota Indramayu berasal.

Rabu, 08 Juni 2011

SEJARAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

 

Presiden Soekarno

 
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi". (Dari Berbagai Sumber)
 

Presiden Soeharto

 
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, mantan presiden Soeharto akhirnya meninggal dunia pada Ahad (27/1). Soeharto meninggal pada pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun.

(Dari Berbagai Sumber)
 

Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie

 
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman. (Dari Berbagai Sumber)
 
 
 
 
 
 

Presiden Abdurrahman Wahid

 
Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur menjabat Presiden RI ke-4 mulai 20 Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Beliau lahir tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang bernama KH. Wahid Hasyim. Sedangkan Ibunya bernama Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Dari perkawinannya dengan Sinta Nuriyah, mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari .

Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu beliau juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku. Di samping membaca, beliau juga hobi bermain bola, catur dan musik. Bahkan Gus Dur, pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika Gus Dur berada di Mesir.

Sepulang dari pengembaraannya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, beliau bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian beliau menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Beliau kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak.

Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula beliau merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap `menyimpang`-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Beliau juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.

Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-`aqdi yang diketuai K.H. As`ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran Gus Dur kontroversial. Seringkali pendapatnya berbeda dari pendapat banyak orang. (Dari Berbagai Sumber)
 

Presiden Megawati Soekarnoputri

 
Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.

Pada suatu tugas militer, tahun 1970, di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro bersama pesawat militernya hilang dalam tugas. Derita tiada tara, sementara anaknya masih kecil dan bayi. Namun, derita itu tidak berkepanjangan, tiga tahun kemudian Mega menikah dengan pria bernama Taufik Kiemas, asal Ogan Komiring Ulu, Palembang. Kehidupan keluarganya bertambah bahagia, dengan dikaruniai seorang putri Puan Maharani. Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur. Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.

Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972). Kendati lahir dari keluarga politisi jempolan, Mbak Mega -- panggilan akrab para pendukungnya -- tidak terbilang piawai dalam dunia politik. Bahkan, Megawati sempat dipandang sebelah mata oleh teman dan lawan politiknya. Beliau bahkan dianggap sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yakni baru pada tahun 1987. Saat itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempatkannya sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah, untuk mendongkrak suara.

Masuknya Megawati ke kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan beliau pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu pula Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.

Tetapi, kehadiran Mega di gedung DPR/MPR sepertinya tidak terasa. Tampaknya, Megawati tahu bahwa beliau masih di bawah tekanan. Selain memang sifatnya pendiam, belaiu pun memilih untuk tidak menonjol mengingat kondisi politik saat itu. Maka belaiu memilih lebih banyak melakukan lobi-lobi politik di luar gedung wakil rakyat tersebut. Lobi politiknya, yang silent operation, itu secara langsung atau tidak langsung, telah memunculkan terbitnya bintang Mega dalam dunia politik. Pada tahun 1993 dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. Hal ini sangat mengagetkan pemerintah pada saat itu.

Proses naiknya Mega ini merupakan cerita menarik pula. Ketika itu, Konggres PDI di Medan berakhir tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Pemerintah mendukung Budi Hardjono menggantikan Soerjadi. Lantas, dilanjutkan dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Surabaya. Pada kongres ini, nama Mega muncul dan secara telak mengungguli Budi Hardjono, kandidat yang didukung oleh pemerintah itu. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI. Kemudian status Mega sebagai Ketua Umum PDI dikuatkan lagi oleh Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.

Namun pemerintah menolak dan menganggapnya tidak sah. Karena itu, dalam perjalanan berikutnya, pemerintah mendukung kekuatan mendongkel Mega sebagai Ketua Umum PDI. Fatimah Ahmad cs, atas dukungan pemerintah, menyelenggarakan Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, untuk menaikkan kembali Soerjadi. Tetapi Mega tidak mudah ditaklukkan. Karena Mega dengan tegas menyatakan tidak mengakui Kongres Medan. Mega teguh menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, sebagai simbol keberadaan DPP yang sah, dikuasai oleh pihak Mega. Para pendukung Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor itu.

Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman itu kemudian menjadi kenyataan. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, dia makin memantap langkah mengibarkan perlawanan. Tekanan politik yang amat telanjang terhadap Mega itu, menundang empati dan simpati dari masyarakat luas.

Mega terus berjuang. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997. Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu menempatkan Mega pada posisi paling patut menjadi presiden dibanding kader partai lainnya. Tetapi ternyata pada SU-MPR 1999, Mega kalah.

Tetapi, posisi kedua tersebut rupanya sebuah tahapan untuk kemudian pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003. Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden langsung tahun 2004. Namun, beliau gagal untuk kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

 
Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).

Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)
 
     



ASAL MULA NAMA CIREBON

ASAL MULA NAMA CIREBON

            Babad tanah Cirebon diawali oleh suatu praja di Pajajaran Ratu Agung di Tanah Sunda yang bernama Sri Sang Ratu Dewata Wisesa, terkenal dengan sebutan Sri Maha Prabu Siliwangi. Beristri tiga orang yaitu Ambetkasih, Aci Bedaya dan permaisuri Ratu Subanglarang. Sang prabu berputra empat puluh orang. Salah seorang putra Sang Prabu adalah Walangsungsang. Suatu malam dia bermimpi bertemu seorang lelaki yang elok dan agung memberi wejangan agama Islam syari’at Kanjeng Nabi Muhammad yang menjadi utusan yang Widi. Ketika mimpinya diceritakan kepada Sang Prabu dan mengatakan bahwa dirinya lebih suka syari’at kanjeng Nabi Muhammaddan sesungguhnya Illahi yang wajib disembah itu melainkan Allah yang tiada sekutu sesama yang baharu (makhluk). Sang Prabu murka, karena sang putra tidak patuh, bertentangan dengan agamanya. Sang putra dimarahi dan diusir dari kerajaan Pajajaran. Walangsungsang akhirnya keluar dari istana, terus berjalan masuk hutan keluar hutan naik gunung turun gunung menuju ke arah timur. Sementara itu sang adik Ratu Mas Rarasantang sangat bersedih ketika mengetahui kakaknya pergi meninggalkan istana. Diapun pada suatu malam bermimpi bertemu seorang yang berupa satria berbau harum memberi pelajaran agama Islam, menyuruh berguru syari’at Kanjeng Nabi Muhammad dan diramal kelak mempunyai seorang suami Ratu Islam dan akan mempunyai anak lelaki yang punjul. Rarasantang segera terbangun, ingat pada mimpinya lalu keluardari keraton menyusul kakaknya Walangsungsang.
            Diceritakan Pangeran Walangsungsang telah datang di kaki gunung Maraapi (di Rajadesa, Ciamis Timur) sedang tafakur, tak lama kemudian datang Sanghyang Danuwarsih menanyakan asal usul dan tujuan. Oleh Sanghyang Danuwarsih ia dibawa ke puncak gunung dan kemudian dikawinkan dengan putrinya Indangayu pada tahun 1442 M. Sementara itu sang adik Ratu Mas Rarasantang yang sedang dalam perjalanan mencari kakaknya berada di gunung Tangkubanprahu sedang beristirahat dibawah pohon beringin. Tak lama kemudian datang Nyi Indang Sukati yang merasa kasihan setelah Rarasantang menceritakan kisahnya dan diberinya baju Sang Dewa Mulya yang kalau di pakai berwatak dapat berjalan seperti angin dan tidak panas dalam api dan tidak basah dalam air, rahayu dari bahaya. Dan rarasantang diberinya petunjuk untuk menemui Ajar Sakti di gunung Liwung. Dengan memakai baju Sang Dewa Mulya  Rarasantang dapat segera datang di hadapan Ki Ajar Sakti dan mohon petunjuk dimana kakaknya berada. Ki Ajar Sakti memberitahukan bahwa Walangsungsang telah punya istri bernama Indangayu putri sang Danuwarsih yang berada di gunung Maraapi dan memberi nama Ratnaeling yang akan mempunyai seorang putra yang punjul sebuana.
            Syahdan Pangeran Walangsungsang sedang berkumpul dengan istri dan Sang Danuwarsih yang kemudian memberinya cincin pusaka turunan dari Dipati Suryalaga turunan Pajajaran. Adapun watak dari cincin Ampal kalau diterangkan tahu isinya jagat bumi tujuh, langit tujuh bisa terlihat, dan dapat memuat laut dan gunung. Ketika sedang berkumpul tak lama kemudian datanglah Sang Dewi Rarasantang. Pertemuan dengan sang adik menimbilkan keharuan dan kebahagian diantara mereka.
            Setelah sekian lama berada di gunung Maraapi, Sanghyang Danuwarsih memerintahkan mereka bertiga untuk berguru kepada Sanghyang Namggo di gunung Ciangkup. Sang istri dan Sang adik dimasukan ke dalam cincin Ampal. Setelah pamit terus berjalan menuju gunung Ciangkup. Tapi bukannya ajaran agama Islam yang dia dapatkan tetapi ilmu kedewaan dan menghilang, kekuatan, kekebalan dan pusaka golokcabang yang bisa bicara bahasa manusia dan bisa terbang, keluar api tiap yang terkena olehnya niscaya akan lebur, Dewa tidak akan tahan, gunung ambruk dan laut kering. Sanghyang Nanggo memerintahkan Walangsungsang untuk berguru kepada Sanghyang  Naga di gunung Kumbang, berangkatlah Walangsungsang ke gunung Kumbang dan didapatkannya ilmu kesaktian Ajidipa yang dapat mengetahui omongan segala binatang, keperwiraan, menghilang dan aji Titimurti ( membesarkan tubuh hingga segunung anakan ). Dan diberinya pula pusaka tiga warna kepunyaan Juwata berupa Peci Waring, kalau dipakai tidak terlihat oleh semua penglihatan, Badong Batok berwatak dituruti oleh siluman, jin, setan padasuka asih, Umbul-Umbul Waring, berwatak rahayu dari senjata musuh dan melemahkannya. Kemudian diperintahkannya ke gunung Cangak untuk menemui Ratu Bangau. Diceritakan di gunung Cangak terdapat pohon beringin yang banyak dihinggapi oleh burung bangau. Walangsungsang terheran-heran melihat begitu banyaknya burung bangau dan bingung mencari mana yang menjadi Ratunya. Kemudian ia memakai Peci Waring dan mengeluarkan kesaktian sebuah wadah yang berisikan ikan deleg, kena pengaruh ajian penurutan Sang Nata Ratu Bangau segera turun dan mematuk ikan deleg yang menjadi umpan, segera dengan cepat Walangsungsang menangkap leher Sang Ratu Bangau sambil diancam menggunakan golokcabang. Sang Ratu Bangau minta ampun dan berjanji akan memberikan pusaka warna tiga  berupa, piring panjang, pendil dan bareng/bende. Lalu Sang Ratu Bangau dilepaskan dan terbang sambil berkata menyuruh menyusulnya ke pohon beringin yang ada dipuncak gunung Cangak. Pohon beringin yang ada di puncak gunung Cangak berubah menjadi sebuah kraton yang indah sekali. Walangsungsang sangat heran melihat ada kraton, tidak lama muncul 40 orang anak-anak bule yang meenghidankan jamuan dan menyilahkan duduk di permadani emas. Sanghyang Bangau menemui Walangsungsang untuk menepati janji memberi pusaka warna tiga berupa Piringpanjang yang berwatak tidak pernah kurang pangan, sandang dan papan. Pendil yang berwatak kalau dikeruk nasinya bisa untuk memberi makan dua atau tiga negara. Bareng/Bende wataknya keluar air banjir, suaranya membingungkan musuh. Sanghyang Bangau kemudian memerintahkan Walangsungsang untuk datang ke Gunung Jati untuk menemui Syekh Nurjati asal dari Mekah yang mempunyai Agama Islam syariat Kanjeng Nabi Muhammad.
            Walangsungsang segera pergi menuju Gunung Jati dan bertemu dengan Syekh Nurjati. Sang Istri dan Adik segera dikeluarkan dari cincin Ampal dan disuruh segera sujud menghaturkan hormat. Kemudian Walangsung menceritakan tujuan kedatangannya yaitu untuk berguru agama Islam Syari’at Kanjeng Nabi Muhammad bersama sang istri dan adiknya. Syekh Nurjati segera memberikan wejangan dan meyuruh mengucapkan dua kalimat syahadat. Selama berada di Gunung Jati ketiganya banyak menerima ajaran agama Islam berupa salawat dan dzikir, zakat fitrah, naik haji, puasa bulan ramadhan, salat lima waktu dan Al-Qur’an, kitab fikih dan tasawuf. Semua ajaran tersebut dipatuhi dengan zuhud. Dan Walangsungsang pun mendapat nama baru yaitu “Somadullah”.
            Syekh Nurjati memberi ijin kepada Somadullah untuk membangun sebuah dukuh/pemukiman pada hari ahad tanggal 1 bulan Sura pada tahun babad jaman/sasakala 1367/1445 M. Somadullah bersama istri dan adiknya segera melakukan perjalanan ke arah selatan menyusuri pinggir pantai kemudian belok kearah barat menuju Lemahwungkuk dan menemukan sebuah rumah milik kakek tua bernama Ki Gedeng Alang-Alang. Somadullah kemudian meminta ijin untuk mondok sementara dan menceritakan bahwa ia disuruh gurunya untuk membangun sebuah dukuh. Ki Gedeng Alang-Alang memberi ijin bahkan mengangkat dia sebagai anak dan memberinya nama Cakrabumi.
            Setelah datang waktu yang ditentukan yaitu tanggal 1 bulan Suro pada hari ahad Somadullah/Cakrabumi memasuki hutan belukar menebangi pohon besar dan kecil sehingga menjadi daerah yang lapang yang kemudian ditanami palawija. Selain berkebun Cakrabumi disuruh Ki Gedeng Alang-Alang untuk menangkap ikan dan rebon mengunakan waring/jala dan sudu(alat penangkap ikan) serta jukung/perahu kecil. Cakrabumi mematuhi perintah Ki Gedeng Alang-Alang, tiap malam dengan memakai jukung pergi menangkap ikan dan rebon (udang kecil) pagi harinya membabad hutan.
Hasil dari berkebun seperti palawija dan buah-buahan selalu dikulakan kepada tengkulak dari Palimanan dan Rajagaluh. Rebon ditumbuk menjadi terasi. Kemudian dukuh tersebut menjadi terkenal dan ramai terlebih lagi setelah banyak orang-orang yang ikut berkebun dan menetap.
            Diceritakan Prabu Rajagaluh mengadakan sewaka/seba (Pertemuan dengan pejabat-pejabat pemerintahan), seluruh Bup[ati, Sentana Mantri dan para Gegeden sudah berkumpul. Sang Prabu memanggil Dipati Palimanan yang bernama Gedeng Kiban dan memerintahkan untuk segera mencari tahu tentang dukuh/pemukiman yang baru dibuka dan terkenal dengan tubukan ikan rebonnya dan segera menetapkan pajak bagi nelayan rebon yaitu sepikul bubukan rebon yang sudah halus gelondongan dan memerintahkan untuk mencacah/mensensus jiwa orang yang bermukim di dukuh itu karena dukuh itu berda dibawah kekuasaan Dipati Palimanan.
            Ketika Cakrabumi bersama istri dan adiknya sedang menumbuk rebon dilumpang batu dengan halu batu, orang yang akan mengkulak rebon berebut saling mendahului sambil berkata. “ Oge age, geura bebek (cepat-cepatlah tumbuk)!”. Jadi Mashurlah pedukuhan itu dengan nama “Grage”.
Utusan Dipati Palimanan yaitu Mantri Pepitu datang ke pedukuhan tersebut dan melakukan cacah jiwa tercatat ada 364 Jiwa/orang, dan diperintahkannya agar dukuh tersebut membayar pajak berupa sepikul bubukan rebon yang halus berbentuk gelondongan (bulat dan panjang) setiap tahun kepada Prabu Rajagaluh karena Sang Prabu sangat menyukai bubukan rebon dan memberinya nama terasih (terasi) dan meminta keterangan bagaimana cara membuat terasi itu. Cakrabumi kemudian memberitahukan tentang bagaimana cara membuat terasi. Rebon ditangkap menggunakan sudu/jala tiap malam, pagi-pagi diambil. Rebon lalu diuyahi kemudian diperas, dijemur setelah kering ditumbuk dan digelondongi. Adapun air perasannya dimasak dengan diberi bumbu-bumbu. Masakan perasan air rebon lebih enak diberi nama “petis blendrang”. Ki Mantri pepitu ingin mencoba rasanya Cai/Air Rebon itu. Cakrabumi segera menyuruh istrinya untuk memasak air perasan rebon. Kemudian dihidangkan kepada Ki Mantri Pepitu dan mengatakan bahwa “cai rebon” lebih enak ketimbang “gragenya” (terasi). Oleh karenanya Ki Mantri Pepitu mengumumkan bahwa dia memberi nama dukuh itu dukuh “Cirebon” saat itu tahun 1447 M. Dan rakyat sepakat untuk memilih Ki Gedeng  Alang-Alang sebagai Kuwu Cirebon dan Cakrabumi sebagai wakilnya.